Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi sebuah hadits yang mudah-mudahan bisa kita pahami maknanya, menjadi obat hati sekaligus sebagai sarana untuk menyiaminya, sehingga bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, melalui blog "Berbagi Hadits Tiap Hari" pada kategori Hadits Qudsi, saya akan berbagi sebuah hadits yang diberi judul “Allah akan Mengeluarkan Ahli Neraka karena Keimanannya walaupun Sebesar Biji Sawi”. Mengapa diberi judul seperti itu? Mari kita simak hadits di bawah ini!
Artinya :
"Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Malik dari 'Amru bin Yahya Al Mazani dari bapaknya dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ahlu surga telah masuk ke surga dan Ahlu neraka telah masuk neraka. Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Keluarkan dari neraka siapa yang didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi". Maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan kedalam sungai hidup atau kehidupan. -Malik ragu. - Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana dia keluar dengan warna kekuningan."Berkata Wuhaib Telah menceritakan kepada kami 'Amru: "Kehidupan". Dan berkata: "Sedikit dari kebaikan"
"Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Malik dari 'Amru bin Yahya Al Mazani dari bapaknya dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Ahlu surga telah masuk ke surga dan Ahlu neraka telah masuk neraka. Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Keluarkan dari neraka siapa yang didalam hatinya ada iman sebesar biji sawi". Maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong kemudian dimasukkan kedalam sungai hidup atau kehidupan. -Malik ragu. - Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana dia keluar dengan warna kekuningan."Berkata Wuhaib Telah menceritakan kepada kami 'Amru: "Kehidupan". Dan berkata: "Sedikit dari kebaikan"
Surga dan Neraka merupakan tempat yang disediakan bagi manusia, yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat keimanannya. Tingkat keimanan seorang manusia bisa terlihat salah satunya melalui ketakwaannya. Ketakwaan, diantaranya dilihat dari ketaatannya terhadap perintah dan larangan Allah SWT yang di “publikasikan” oleh Rasulullah Muhammad SAW melalui Al Qur’an. Surga adalah tempat bagi manusia yang beriman, sedangkan neraka adalah tempat bagi manusia yang tidak beriman.
Dalam beberapa riwayat dikemukakan bahwa di hari akhir nanti, akan ada hari perhitungan (yaumul hisab), dimana pada hari ini seluruh alam perbuatan manusia akan di hisab, sehingga bisa diketahui mana yang takwa, mana yang tidak. Jika ternyata amalan yang menunjukkan ketakwaannya lebih besar dari amalan yang menunjukan keingkarannya (kufur), maka dia akan masuk surga. Begitu sebaliknya, jika amalan yang menunjukkan kekufurannya lebih besar dibanding dengan amalan yang menunjukkan ketakwaannya, maka dia akan masuk neraka.
Dari hadits di atas, bisa dipahami bahwa manusia yang dimasukkan ke dalam neraka karena kekufurannya, ternyata tidak semuanya akan berada dalam neraka. Padahal, banyak ayat maupun riwayat yang menyatakan bahwa mereka kekal di dalamnya. Hadits ini memberikan informasi bahwa ada manusia yang akan dikeluarkan dari neraka, jika ternyata dalam hatinya ada keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi. Keimanan merupakan modal utama yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan baik di dunia, maupun di akhirat. Keimanan juga merupakan kunci yang bisa membuka tabir serta sarana untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Karenanya, jika kita ingin mendapat keridhaanNYA, sekaligus ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, langkah yang harus diambil salah satunya yaitu dengan mempertebal keimanan. Tebalnya iman, bisa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Semoga, hadits yang didalamnya mengandung informasi bahwa “Allah Akan Mengeluarkan Ahli Neraka Karena Keimanannya walaupun Sebesar Biji Sawi”, bisa menjadi salah satu sarana bagi kita dalam upaya mempertebal keimanan kepada Allah SWT serta terhadap seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam syari’at yang disampaikan melalui baginda Rasulullah SAW.
Dalam beberapa riwayat dikemukakan bahwa di hari akhir nanti, akan ada hari perhitungan (yaumul hisab), dimana pada hari ini seluruh alam perbuatan manusia akan di hisab, sehingga bisa diketahui mana yang takwa, mana yang tidak. Jika ternyata amalan yang menunjukkan ketakwaannya lebih besar dari amalan yang menunjukan keingkarannya (kufur), maka dia akan masuk surga. Begitu sebaliknya, jika amalan yang menunjukkan kekufurannya lebih besar dibanding dengan amalan yang menunjukkan ketakwaannya, maka dia akan masuk neraka.
Dari hadits di atas, bisa dipahami bahwa manusia yang dimasukkan ke dalam neraka karena kekufurannya, ternyata tidak semuanya akan berada dalam neraka. Padahal, banyak ayat maupun riwayat yang menyatakan bahwa mereka kekal di dalamnya. Hadits ini memberikan informasi bahwa ada manusia yang akan dikeluarkan dari neraka, jika ternyata dalam hatinya ada keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi. Keimanan merupakan modal utama yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan baik di dunia, maupun di akhirat. Keimanan juga merupakan kunci yang bisa membuka tabir serta sarana untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Karenanya, jika kita ingin mendapat keridhaanNYA, sekaligus ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, langkah yang harus diambil salah satunya yaitu dengan mempertebal keimanan. Tebalnya iman, bisa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Semoga, hadits yang didalamnya mengandung informasi bahwa “Allah Akan Mengeluarkan Ahli Neraka Karena Keimanannya walaupun Sebesar Biji Sawi”, bisa menjadi salah satu sarana bagi kita dalam upaya mempertebal keimanan kepada Allah SWT serta terhadap seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam syari’at yang disampaikan melalui baginda Rasulullah SAW.
Comments