Skip to main content

Hadits Qudsi : Momentum Berdo'a Paling Mustajab

Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi sebuah hadits yang mudah-mudahan bisa kita pahami maknanya, menjadi obat hati sekaligus sebagai sarana untuk menyiaminya, sehingga bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, melalui blog Berbagi Hadits Tiap Hari pada kategori Hadits Qudsi, saya akan berbagi sebuah hadits yang diberi judul “Momentum Berdo'a Paling Mustajab”. Mengapa diberi judul seperti itu? Mari kita simak hadits di bawah ini!
Hadits Qudsi : Momentum Berdo'a Paling Mustajab
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dan Abu 'Abdullah Al Aghor dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni".

Hadits di atas merupakan hadits qudsi. Apa itu hadits qudsi? Hadits qudsi adalah hadits yang diriwayatkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah SWT. Nama lain dari hadits qudsi adalah hadits rabbani dan hadits Ilaahi. Hadits Qudsi disandarkan kepada Allah secara ma'na, sedangkan lafadznya dari Nabi Muhammad SAW. Mangapa saya sedikit menyinggung mengenai definisi dari hadits qudsi? Begini, dari definisi tersebut bisa difahami bahwa konten/matan/pesan yang ada dalam hadits qudsi merupakan pesan dari Allah SWT. Akan tetapi, redaksinya memang dari Nabi SAW. Jadi, apa yang ada dalam hadits qudsi merupakan sebuah kebenaran yang harus di tanamkan.
Hadits di atas memberikan informasi bahwa Allah berfirman "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni". Sebelum nya, ada kalimat pengantar dari Rasulullah bahwa "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir". Sebagai manusia, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk berdo'a dan memohon ampunan kepada Allah. Dalam hadits di atas, jelas bahwa ada jaminan dari Allah akan mengabulkan do'a, memenuhi keinginan yang diungkapkan, serta memberi ampunan bagi yang meminta ampun.
Sebagai manusia, ini merupakan salah satu shortcut atau jalan pintas, sekaligus sebagai salah satu metode efektif untuk mewujudkan seluruh keinginannya. Akan tetapi, untuk menambah keyakinan kita, tentu do'a dan permohonan yang kita ungkapkan pada sepertiga malam tersebut harus dibarengi dengan kesungguhan hati, kejujuran, serta tidak di barengi dengan hawa nafsu. Misal kita membabi-buta meminta hal-hal yang sifatnya duniawi, dimana hal tersebut berpotensi menjerumsukan kita pada kemaksiatan. dalam konteks ini, mungkin saja Allah akan mengabulkan do'a kita, akan tetapi dilihat dari dampaknya, mungkin juga Allah memberikan pilihan lain untuk kita yang tentunya lebih baik dari apa yang kita inginkan. Allah itu maha tau, termasuk tentang apa yang lebih baik bagi kita.
Keimanan merupakan modal utama yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan baik di dunia, maupun di akhirat. Keimanan juga merupakan kunci yang bisa membuka tabir serta sarana untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Karenanya, jika kita ingin mendapat keridhaanNYA, sekaligus ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, langkah yang harus diambil salah satunya yaitu dengan mempertebal keimanan. Tebalnya iman, bisa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Semoga, hadits yang didalamnya mengandung informasi bahwa “Momentum Berdo'a Paling Mustajab”, bisa menjadi salah satu sarana bagi kita dalam upaya mempertebal keimanan kepada Allah SWT serta terhadap seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam syari’at yang disampaikan melalui baginda Rasulullah SAW.

Comments

Popular posts from this blog

Hadits Ekonomi - Larangan Jual Beli Gharar dan Ijon

Bismillah... Dengan penuh syukur, alhamdulillah pada kesempatan ini kami bisa kembali berbagi sebuah referensi hadits . Hadits yang kami share melalui postingan kali ini masuk dalam kategori hadits ekonomi . Dalam berbagai literasi dinyatakan bahwa hadits , merupakan referensi utama yang menjelaskan konteks setiap ayat dalam Al Qur’an. Semoga, setiap hadits yang kami bagikan bermanfaat untuk memupuk keimanan, memberikan wawasan kehidupan yang sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan atau permakluman Rasulullah SAW. Untuk mendapatkan keuntungan berlimpah, banyak hal yang dilakukan para penjual. Mulai dari hal yang masuk akal, hingga hal yang tidak masuk akal. Pada zaman rasulullah pun, sering ditemui prilaku penjual yang tidak masuk akal. Mulai dari wajib beli ketika menyentuh produk yang dijual. Jual produk, baru ditakar, serta banyak hal lainnya. Tentu saja, jika berpotensi merugikan salah satu pihak, maka praktek jual beli terbesut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diperjuan

Hadits Ekonomi - Larangan Dua Akad dalam Satu Transaksi

Bismillah... Dengan penuh syukur, alhamdulillah pada kesempatan ini kami bisa kembali berbagi sebuah referensi hadits . Hadits yang kami share melalui postingan kali ini masuk dalam kategori hadits ekonomi . Dalam berbagai literasi dinyatakan bahwa hadits , merupakan referensi utama yang menjelaskan konteks setiap ayat dalam Al Qur’an. Semoga, setiap hadits yang kami bagikan bermanfaat untuk memupuk keimanan, memberikan wawasan kehidupan yang sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan atau permakluman Rasulullah SAW. Pernah mendengar istilah “larangan dua akad dalam satu transaksi”? Hadits berikut merupakan salah satu sumber yang melatarbelakangi larangan dua akad dalam satu transaksi. Banyak perdapat bermunculan ketikan menginterretasikan malikat dua akad dalam satu transaksi. Apakah seudah sesuai konteksnya? Atau malah nalar yang lebih dominan daripada konteks kasus yang terjadi pada zaman Rasulullah? Mari kita pelajari hadits dibawah ini, sebagai acuan dalam memahami maksud dari dua

Hadits Qudsi : 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat

" 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat " Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi sebuah hadits yang mudah-mudahan bisa kita pahami maknanya, menjadi obat hati sekaligus sebagai sarana untuk menyiaminya, sehingga bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, melalui blog Berbagi Hadits Tiap Hari pada kategori Hadits Qudsi , saya akan berbagi sebuah hadits yang diberi judul “ 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat ”. Mengapa diberi judul seperti itu? Mari kita simak hadits di bawah ini! Artinya : Telah menceritakan kepada saya Bisyir bin Marhum telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim dari Isma'il bin Umayyah dari Sa'id bin Abi Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari q