Skip to main content

Hadits Qudsi : Waktu Shif antara Malaikat Siang dan Malam

"Waktu Shif antara Malaikat Siang dan Malam"

Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi sebuah hadits yang mudah-mudahan bisa kita pahami maknanya, menjadi obat hati sekaligus sebagai sarana untuk menyiaminya, sehingga bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, melalui blog Berbagi Hadits Tiap Hari pada kategori Hadits Qudsi, saya akan berbagi sebuah hadits yang diberi judul “Waktu Shif antara Malaikat Siang dan Malam”. Mengapa diberi judul seperti itu? Mari kita simak hadits di bawah ini!
Hadits Qudsi : Waktu Shif antara Malaikat Siang dan Malam
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan 'Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta'ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), 'Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu? ' Para Malaikat menjawab, 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat'."

Sebelum menguraikan kembali hasil upaya saya untuk memahami hadits di atas, saya mohon izin terlebih dahulu untuk menggunakan istilah "shif". Saya menggunakan istilah ini agar lebih mudah dipahami. Maksud dari penggunaan istilah shif disini adalah waktu pergantian. Hadits ini banyak digunakan sebagai salah satu referensi yang memperjelas keutamaan-keutamaan shalat subuh dan ashar secara berjama'ah.
Kembali pada pembahasan, hadits di atas menggambarkan bahwa seluruh aktivitas kita semuanya tidak luput dari pengetahuan Allah SWT. Salah satu betuk "supervisi" Allah SWT pada setiap hambanya adalah yaitu dalam bentuk mengirimkan para malaikatnya. Dari hadits ini diketahui bahwa ada 2 kelompok malaikat yang memantau manusia. Yaitu malaikat siang, dengan malaikat malam. Dan ternyata, waktu shif para malaikat tersebut yaitu pada saat shalat subuh dan 'ashar. Ketika mereka naik kelangit kembali pada Allah SWT, Allah bertanya kepada para malaikat "Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKU?" lalu para malaikat menjawab "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat".
Bayangkan, ketika kita bekerja dengan penuh semangat, seluruh amanah dilaksanakan sebaik mungkin, tiba-tiba ada sidak (inspeksi mendadak) dari pimpinan, pada saat itu mungkin kita akan kaget. Akan tetapi, kita harus bersyukur karena ketika ada sidak, kita sedang menunaikan pekerjaan secara baik dan penuh semangat. Ilustrasi ini, menjadi dasar pemahaman sebagian umat Islam dalam menyikapi hadits di atas. Banyak yang beranggapan bahwa jika shalat subuh dan 'ashar dilakukan dengan baik, dengan seluruh keutamaannya, kita akan mendapatkan penilaian yang baik pula dari Allah, karena para malaikatNYA datang dan pergi melihat kita yang sedang dalam keadaan sedang melaksanakan kebaikan. Pemahaman seperni ini sah-sah saja, karena secara tekstual hadits diatas menyatakan seperti itu. Akan tetapi, jangan lupa bahwa Allah Maha mengetahui apa yang kita lakukan, baik melalui laporan para malaikatnya maupun tidak. Jadi, beribadah dengan baik disertai pelaksanaan keutamaan-keutamaannya, tidak hanya harus dilakukan pada waktu subuh dan 'ashar saja. Melainkan disetiap kesempatan, karena Allah Maha Mengetahui apa yang kita lakukan.
Keimanan merupakan modal utama yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan baik di dunia, maupun di akhirat. Keimanan juga merupakan kunci yang bisa membuka tabir serta sarana untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Karenanya, jika kita ingin mendapat keridhaanNYA, sekaligus ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, langkah yang harus diambil salah satunya yaitu dengan mempertebal keimanan. Tebalnya iman, bisa melindungi kita dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islami. Semoga, hadits yang didalamnya mengandung informasi bahwa “Waktu Shif antara Malaikat Siang dan Malam”, bisa menjadi salah satu sarana bagi kita dalam upaya mempertebal keimanan kepada Allah SWT serta terhadap seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam syari’at yang disampaikan melalui baginda Rasulullah SAW.

Comments

Unknown said…
terimakasih atas ilmunya.semoga allah selalu bemberikan kita rahmat dan hidayahnya..izin untuk copas

Popular posts from this blog

Hadits Ekonomi - Larangan Jual Beli Gharar dan Ijon

Bismillah... Dengan penuh syukur, alhamdulillah pada kesempatan ini kami bisa kembali berbagi sebuah referensi hadits . Hadits yang kami share melalui postingan kali ini masuk dalam kategori hadits ekonomi . Dalam berbagai literasi dinyatakan bahwa hadits , merupakan referensi utama yang menjelaskan konteks setiap ayat dalam Al Qur’an. Semoga, setiap hadits yang kami bagikan bermanfaat untuk memupuk keimanan, memberikan wawasan kehidupan yang sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan atau permakluman Rasulullah SAW. Untuk mendapatkan keuntungan berlimpah, banyak hal yang dilakukan para penjual. Mulai dari hal yang masuk akal, hingga hal yang tidak masuk akal. Pada zaman rasulullah pun, sering ditemui prilaku penjual yang tidak masuk akal. Mulai dari wajib beli ketika menyentuh produk yang dijual. Jual produk, baru ditakar, serta banyak hal lainnya. Tentu saja, jika berpotensi merugikan salah satu pihak, maka praktek jual beli terbesut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diperjuan

Hadits Ekonomi - Larangan Dua Akad dalam Satu Transaksi

Bismillah... Dengan penuh syukur, alhamdulillah pada kesempatan ini kami bisa kembali berbagi sebuah referensi hadits . Hadits yang kami share melalui postingan kali ini masuk dalam kategori hadits ekonomi . Dalam berbagai literasi dinyatakan bahwa hadits , merupakan referensi utama yang menjelaskan konteks setiap ayat dalam Al Qur’an. Semoga, setiap hadits yang kami bagikan bermanfaat untuk memupuk keimanan, memberikan wawasan kehidupan yang sesuai dengan perkataan, perbuatan, dan atau permakluman Rasulullah SAW. Pernah mendengar istilah “larangan dua akad dalam satu transaksi”? Hadits berikut merupakan salah satu sumber yang melatarbelakangi larangan dua akad dalam satu transaksi. Banyak perdapat bermunculan ketikan menginterretasikan malikat dua akad dalam satu transaksi. Apakah seudah sesuai konteksnya? Atau malah nalar yang lebih dominan daripada konteks kasus yang terjadi pada zaman Rasulullah? Mari kita pelajari hadits dibawah ini, sebagai acuan dalam memahami maksud dari dua

Hadits Qudsi : 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat

" 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat " Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali berbagi sebuah hadits yang mudah-mudahan bisa kita pahami maknanya, menjadi obat hati sekaligus sebagai sarana untuk menyiaminya, sehingga bisa mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT melalui pesan-pesan yang disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dalam kesempatan ini, melalui blog Berbagi Hadits Tiap Hari pada kategori Hadits Qudsi , saya akan berbagi sebuah hadits yang diberi judul “ 3 Orang yang Dimusuhi Allah di Hari Kiamat ”. Mengapa diberi judul seperti itu? Mari kita simak hadits di bawah ini! Artinya : Telah menceritakan kepada saya Bisyir bin Marhum telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaim dari Isma'il bin Umayyah dari Sa'id bin Abi Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: Ada tiga jenis orang yang Aku menjadi musuh mereka pada hari q